Pencarian Tulisan

Tentang FORSIA


Latar Belakang Terbentuknya FORSIA

1. Kegiatan Kerohanian selama P-4 Mahasiswa baru bulan Agustus 1991
Selama P-4 mahasiswa baru tahun 1991, telah dilaksanakan kegiatan kerohanian, berupa shalat zhuhur dan ashar berjamaah, serta kuliah tujuh menit ( kultum ) sebelum shalat zhuhur. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua seksi kerohanian P-4 1991 (Drs. Lufri, M.S., dkk). Sebagai penceramah dalam kultum ini adalah bapak dan ibu dosen FPMIPA IKIP Padang. Ruang yang digunakan pada waktu itu adalah ruangan kuliah. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen dan karyawan FPMIPA IKIP Padang.
2. Kelanjutan kegiatan kerohanian di FPMIA setelah P-4 mahasiswa baru
Walaupun P-4 telah selesai, namun kegiatan kerohanian masih tetap dilanjutkan. Sokongan bapak dan ibu dosen, karyawan dan mahasiswa tetap mengalir. Ini terbukti dengan mengalirnya berbagai sumbangan berupa uang, sajadah, sarung, mukenah dan sokongan moril. Sokongan juga diberikan oleh bapak Dekan (Drs. Syahrun, M.Pd.), yaitu mengizinkan ruangan sidang dan sound system yang digunakan untuk shalat berjamaah dan kultum.

3. Usaha untuk mendapatkan ruangan shalat yang lebih besar
Karena banyaknya peminat mengikuti shalat berjamaah pada waktu itu, ruangan sidang yang digunakan tidak bisa lagi menampung jamaah. Sehingga dilakukan usaha untuk mencari ruangan yang agak besar. Pada saat itu ada usulan untuk menggunakan ruangan dosen lantai dua, dan sudah disetujui oleh Dekan (tgl. Surat 26 Agustus 1991) dan sebagian dosen yang menempati ruangan itu. Namun usaha ini masih belum terwujud karena masih terdapat berbagai kendala.

4. Pembentukan SATGAS pembina dan pengelola kegiatan kerohanian mushalla Al Qalam
Untuk lebih terkoordinirnya kegiatan ibadah saat itu, maka Dekan menugaskan kepada 25 orang dosen , termasuk PD I, PD II dan PD III (tgl. Surat tugas 11 september 1991) untuk membina dan mengelola kegiatan kerohanian di FPMIPA. Pada waktu itu walaupun beluma ada mushallanya (masih menggunakan ruang sidang), namun nama mushalla Al Qalam sudah dimunculkan. Kemudian dari 25 orang yang ditugaskan ini, maka disusunlah struktur kepengurusan kegiatan mushalla Al Qalam FPMIPA. Sebagai penanggung jawab adalah Dekan, pembina semua pembantu Dekan dan ketua Jurusan dan sebagai ketua pelaksana adalah Drs. Lufri, M.S.

5. Pengajuan Proposal dan program kerja Mushalla Al Qalam FPMIPA
Untuk lebih terarahnya kegiatan telah disusun proposal kegiatan dan program kerja mushalla Al Qalam (tgl. Proposal 23 September 1991) . pengelola kegiatan mushalla Al Qalam telah mencoba menjalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu.

6. Pengajuan usul untuk pembangunan mushalla Al Qalam
Pengelola kegiatan kerohanian membuat usulan pembangunan mushalla Al Qalam (tgl. Usulan 23 september 1991) dan membicarakannya bersama Dekan dan ketua proyek OPF IKIP Padang (Drs. Mansurdin). Syukur Alhamdulilah berkat usaha dan izin Allah dengan melalui berbagai perjuangan dan rasional yang tinggi maka pimpinan IKI mengabulkan usulan kita.

7. Pemakaian mushalla Al Qalam dan pengelolaan kegiatan
Dengan selesainya pembangunan mushalla Al Qalam dan siap untuk ditempati, maka pengurus mencoba lagi mencari dana untuk mengisi mushalla dengan berbagai perlengkapan ibadah, seperti tikar, sajadah, sound system, kipas angin, almari dan sebagainya. Alhamdulillah semua yang dibutuhkan itu terpenuhi, sehingga sekitar bulan April 1992 kegiatan ibadah yang sebelumnya di ruang sidang FPMIPA sudah dipindahkan ke mushalla Al Qalam.
Untuk merawat dan menjaga kebersihan dan keamanan mushalla ditunjuk seorang mahasiswa, dan sekaligus berfungsi sebagai gharim. Kegiatan shalat berjamaah dan kultum tetap berjalan dan jamaah semakin bertambah.
Kepengurusan yang lama sudah berjalan selama 2 tahun, sesuai dengan berbagai pertimbangan dan untuk kemajuan masa mendatang maka disepakati perubahan susunan anggota kepengurusan. Kepengurusan yang baru diketuai oleh Drs. Suwirman Nuryadin, M.Pd. (tgl. Surat tugas 21 september 1993).

8. Terbentuknya Forum Studi Islam Al Qalam
Semakin hari semakin banyak mahasiswa mengikuti shalat berjamaah dan kultum, dan menunjukkan minat yang tinggi untuk mengikutinya. Pada suatu hari setelah shalat zhuhur  ada sejumlah mahasiswa berdialog dengan beberapa orang pembina kegiatan mushalla Al Qalam dan menyampaikan  ide dan keinginan yang besar untuk membentuk suatu kegiatan yang melibatkan mahasiswa di dalamnya atau sebagai pelaksana kegiatan itu, misalnya semacam forum studi islam.
Semua pembina kegiatan mushalla Al Qalam menyetujui ide dari sejumlah mahasiswa itu. Karena ide itu sangat bagus dan mendapat sambutan dari seluruh jamaah yang hadir pada saat itu. Sehingga pada saat itu diusulkan sebaiknya rencana ini diwujudkan dalam waktu yang singkat. Akhirnya pada hari itu juga dapat dibentuk formatur untuk memilih kepengurusan Forum Studi Islam (tgl. 9 Oktober  1993). Forum itu diberi nama Forum Studi Islam Al Qalam (FORSIA). Kemudian pada tanggal 23 oktober 1993 dilakukan rapat pertama mengenai penetapan struktur kepengurusan dan merumuskan program kerja. Sebagai ketua Forsia (yang pertama) adalah Rahman.
Forsia suatu organisasi formal seperti yang ada dilembaga kemahasiswaan, seperti HIMA, SEMA, BPM dan sebagainya. Forsia adalah forum studi islam yang dibentuk oleh pengelola dan pembina mushalla Al Qalam. Pengurus Forsia bertanggung jawab kepada pembina Al Qalam dan pembina Al Qalam bertanggung jawab kepada Dekan. Forsia dapat bekerjasama (sebagai partner) dengan lembaga kemahasiswaan (HIMA, SEMA, BPM, dll.) dalam menjalankan program yang relevan.